Runtuhnya Konvensional, Bangkitnya Keuangan Syariah

Sistem keuangan syariah bisa menjadi solusi atas krisis keuangan global. Ada dua alasan yang mendasari itu. Pertama, sistem keuangan syariah hanya membolehkan penyaluran dana kredit atau pembiayaan bila memang ada aset yang dijadikan dasar transaksi (underlying). Kedua, sistem keuangan tanpa bunga ini juga tidak memperbolehkan adanya instrumen derivatif. Kalaupun diperbolehkan seperti di Malaysia dan Timur Tengah, instrumen derivatif hanya boleh digunakan untuk upaya lindung nilai (hedging) atas risiko nilai tukar dalam transaksi pembiayaan ekspor impor (trade finance), bukan untuk mencari untung. Di Indonesia, hingga kini instrumen derivatif masih dilarang.

Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat dunia diliputi kecemasan atas kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global. Berbagai bursa terus mengalami penurunan. Sebagian besar saham perusahaan global dan lokal yang tercatat di bursa terus membukukan penurunan tajam. Kondisi ini memaksa pemerintah dan bank sentral di berbagai negara berpikir keras agar tidak terseret masuk dalam jurang resesi.

Untuk mengatasi krisis, Pemerintah AS siap menggelontorkan dana 700 miliar dolar AS untuk menyelamatkan berbagai lembaga keuangan di negara itu yang terkena dampak subprime mortgage. Selain itu, bank sentral negara ini, The Fed, juga memutuskan menurunkan suku bunga yang diikuti berbagai bank sental negara lain, seperti di Eropa dan Singapura.

Pemerintah Inggris juga siap menggelontorkan dana hingga 50 miliar pound untuk menyelamatkan sektor perbankan negara itu setelah didera kerugian besar akibat subprime mortgage. Tidak jelasnya kapan rampungnya dan besarnya dampak krisis keuangan global diyakini mendorong penurunan tingkat kepercayaan pasar terhadap sistem keuangan dan perbankan konvensional. Dalam hal ini terjadi contagion effect, di mana terus menurunnya tingkat kepercayaan pasar menular ke berbagai wilayah seiring dengan meluasnya dampak krisis keuangan global.

Kondisi ini berpotensi mendorong pasar mencari sistem keuangan alternatif yang bisa menjadi solusi agar mereka tidak lagi mengalami derita serupa. Salah satu yang dibidik adalah sistem keuangan syariah. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Asian Finance Bank (AFB), Ali Zaenal Abidin Shahab, krisis keuangan global akibat subprime mortgage menjadi bukti kegagalan sistem keuangan konvensional. Namun, dampaknya dirasakan oleh banyak masyarakat dunia.

Kegagalan itu mendorong berbagai pelaku pasar untuk melirik sistem keuangan syariah sebagai alternatif. Sistem keuangan syariah diyakini dapat mencegah krisis keuangan global terjadi. Di antara penyebab krisis keuangan global adalah salah dalam memberikan pembiayaan. Dalam konteks perbankan syariah, harus dipastikan transaksi itu pada aset yang jelas. Sistem keuangan tanpa bunga ini melarang transaksi pembiayaan yang hanya didasarkan pada sekuritisasi tanpa aset jelas.

Dalam wilayah kredit perumahan di AS, menurut Shahab, nilai pembiayaan atau utang akibat sekuritisasi bisa mencapai empat kali lipat dari nilai aset. Ini membawa potensi risiko cukup besar bagi lembaga keuangan.Sementara, sistem keuangan syariah hanya membolehkan memberikan pembiayaan berdasarkan aset jelas dengan nilai pembiayaan wajar. Karena itu, bila debitur mengalami gagal bayar (default), bank tidak menderita risiko besar karena transaksi didasarkan pada aset yang ada dan bisa dijual sebagai pelunasan kewajiban.

Pendapat serupa juga diungkapkan Dirut Karim Business Consulting, Adiwarman Azwar Karim. Bila kasus subprime mortgage terjadi pada industri keuangan dan perbankan syariah, menurutnya, potensi kerugian hanya senilai pembiayaan yang diberikan.Kerugian tidak terus membesar seperti dialami perbankan dan lembaga keuangan konvesional lain akibat menggunakan derivatif berlapis. Dengan demikian, penggunaan sistem keuangan syariah bisa membawa ekonomi dunia menjadi jauh lebih stabil

http://www.sebi.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=467&Itemid=33

0 komentar:

Copyright © 2008 - MATERI EKIS - is proudly powered by Blogger
Blogger Template